You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

adsense link 728px X 15px

javascript:void(0)
Selamat datang di Sport Wall magazine, blog yang memberikan informasi seputar olahraga, otomotif, News dan lain sebagainya, Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog ini | kunjungi juga Wall Magazine |

skill parkir tingkat tinggi




ini gambar lebih dket n lebih jelas gann

Spoiler for pict
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6923796
READ MORE - skill parkir tingkat tinggi

Melihat Suasana Festival Kuliner Fast Food Jalanan Yang Unik Di China (Full Pic)

















































READ MORE - Melihat Suasana Festival Kuliner Fast Food Jalanan Yang Unik Di China (Full Pic)

Sudanto, Dokter Rp 2.000

Kamis, 17/12/2009 12:55 WIB
Sudanto, Dokter Rp 2.000
Bagus Kurniawan - detikNews


Yogyakarta - Usianya sudah lanjut, yakni 67 tahun. Namun semangatnya untuk mengabdi ke masyarakat tak pernah surut. Dialah Dokter FX Sudanto. Dan bagi warga Abepura, Papua, dia biasa disebut dengan julukan 'Dokter Rp 2000'.

Lebih dari 30 tahun Sudanto mengabdikan hidupnya sebagai dokter di Abepura. Untuk berobat kepadanya, warga tak perlu mengeluarkan banyak duit. Cukup Rp 2000. Bahkan kalau memang tidak punya uang sama sekali, gratis pun jadi. Karena itulah Sudanto terkenal dengan panggilan 'Dokter Rp 2000'.

Sudanto memang sudah pensiun sejak tahun 2003. Meski demikian, dia tetap membuka praktek di rumahnya di distrik Abepura. Dia merasa, tenaganya masih dibutuhkan warga.

"Kalau dibilang capek, ya capek. Tapi ini pengabdian dan masyarakat di sana masih membutuhkan," kata Sudanto usai menerima penghargaan Alumni Award atau penghargaan bagi insan UGM berprestasi di Gedung Graha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta.

Menurut Sudanto, setiap harinya warga yang datang berobat sekitar 100. Jumlah itu bisa bertambah menjadi dua kali lipat bila sehabis liburan. "Jam praktek biasanya mulai jam 7 pagi hingga sore. Tapi kalau masih banyak bisa sampai malam," ujar Sudanto.

Sudanto mengabdikan diri di Papua begitu lulus dari Fakultas Kedokteran Umum (FKU) UGM tahun 1976. Saat itu, FKU UGM masih di kompleks Ngasem, Kraton bukan di Bulaksumur seperti sekarang ini.

Setelah lulus, Sudanto mendaftarkan diri ikut program Dokter Inpres. Dia kemudian ditempatkan di wilayah Asmat Irian Jaya (Papua). Selama 6 tahun hingga 1982 dia bertugas di Asmat dengan melayani 4 kecamatan terpencil.

Wilayah tugasnya benar-benar di pedalaman. Setiap hari Sudanto harus berjalan kaki keluar masuk hutan dan rawa untuk menjangkau satu desa ke desa lainnya. Pasiennya banyak yang tak mampu membayar jasanya dengan uang. Mereka hanya membayar dengan sagu, rempah-rempah atau kayu bakar dari hutan.

"Pasien paling banyak menderita malaria akut, infeksi saluran pernafasan, serta kurang gizi," kata pria kelahiran Karanganyar, Kebumen, Jawa tengah, 5 Desember 1942 itu.

Sudanto menjadi dokter Inpres sampai tahun 1982. Selanjutnya dia bertugas di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Abepura hingga pensiun pada tahun 2003.

Setelah pensiun, ayah lima anak ini membuka praktek pengobatan di rumahnya di Abepura. Dia juga mengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura hingga sekarang. Termasuk juga mengajar di program studi Pendidikan Jasmi dan Kesehatan (Penjaskes) FKIP Uncen serta beberapa perguruan tinggi swasta di Jayapura.

Sudanto praktik mulai pukul 07.00 WIT hingga 12.00 WIT. Pasien hanya membayar biaya periksa. Sedang obat-obatan, alat suntik dibeli pasien di apotek yang terletak didekat tempat prakteknya.

"Hanya memeriksa kondisi pasien saja. Banyak pasien yang merasa sudah sembuh setelah diperiksa. Semua obat yang ada adalah obat generik," pungkas suami dari Elisabeth S, perempuan keturunan Ambon-Manado.

Penghargaan terhadap Sudanto diberikan dalam rangka Dies Natalis ke-60 UGM. Dalam kesempatan itu, UGM memberikan penghargaan terhadap 90 orang berprestasi. 5 Di antaranya adalah pengabdi di daerah miskin dan terpencil.





_http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2951069
READ MORE - Sudanto, Dokter Rp 2.000

Fenomena Gunung Magnet


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB7nA6DHJZaZYEXuNdDq6jnQ_dnsvMwQrfxJcoy0WjHIf7botb8YVW2hVhuF-MbycUHEASgEpmvKq7nmfk5lsSXBnapUxEIX21eo2sbR_u7pxeQlInmG0xJJm-IPjp7gsIY4MgaK94_3k/s320/Bukit-Magnet1.JPG
FENOMENA alam tak kunjung habis di Madinah dan Mekah. Kini, Jabal (Gunung) Magnet menjadi fenomenal dan banyak dibicarakan jemaah umrah.Kelebihannya, mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 120 km per jam dengan posisi persneling netral.

Namanya memang tak setenar dengan tempat bersejarah lainnya yang ada di kota suci Medinah dan Mekah, seperti Jabal Uhud, Baqi’ Jabal Rahmah, dan lainnya. Tapi, belakangan ini, Jabal Magnet mengundang jemaah Arab maupun umrah untuk datang merasakan kelebihannya.

Seorang Wartawan mencoba menelusuri gunung ini dengan merental taksi. Tarif untuk ke tempat ini tergantung dari nego dengan sopir. Biasanya 100 hingga 400 riyal. Lokasinya memang cukup lumayan dari Kota Medinah, sekitar 40 km menuju arah Kota Tabuk. Jabal Magnet berada di luar daerah haram, sehingga bebas dikunjungi warga nonmuslim.

Jika dilihat secara kasat mata, sebetulnya tidak jauh beda dengan daerah lainnya, yakni berupa bukit-bukit batu gersang seperti yang banyak mengelilingi Kota Medinah. Hanya ketika kendaraan sampai di jalan raya di antara perbukitan tersebut, baru akan merasakan ada suatu keanehan.

Sebab jalan sepanjang sekitar 4 km di kawasan perbukitan ini diyakini memiliki daya dorong. Mobil akan berjalan dengan kecepatan tinggi menjauhi Jabal Magnet, meskipun persneling mobil dalam posisi netral.

Hal itu dirasakan penulis bersama dua jemaah lainnya, Nursan dan Rusli Rasyid. Saat taksi yang kami tumpangi menuju arah selatan, Jawahir, 42, sopir taksi asal Kerawang, Jawa Barat ini mengaku kendaraan menjadi sangat berat meskipun medan jalan tidak begitu menanjak.

Makin lama bahkan ia terpaksa memindahkan persneling mobil ke posisi satu, karena kesulitan bergerak hingga kecepatannya hanya 15 hingga 20 km per jam. Padahal, dengan kondisi jalan yang tidak terlalu menanjak, seharusnya dengan persneling dua, taksi masih kuat.
Persneling Netral, Mobil ‘Didorong’ Menjauhi Jabal Magnet:
Dengan laju yang berat itu, Jawahir yakin ada pengaruh magnet yang menahan gerakan mobil. Sebaliknya, ketika mobil berbalik arah menuju Medinah, sopir yang sudah enam tahun tinggal di kota ini mengaku taksinya melaju dengan kecepatan tinggi, meskipun persneling dalam posisi netral. Kian lama kecepatan kendaraan makin tinggi. Bahkan, baru sekitar 3 km, kecepatan taksi ini sudah menunjukkan angka 120 km per jam.

Bisa Mencapai 120 Km per Jam :
Karena penasaran, penulis maupun Nursan, jemaah dari Maros itu bergantian menyetir kendaraan tersebut. “Ternyata benar, ini suatu keajaiban. Masa dalam posisi netral, kecepatan mobil bisa sampai 120 km per jam. Ini pasti ada daya dorong dari gunung tersebut,” tunjuk Nursan ke arah gunung di sekitar jalan tersebut.

Rusli Rasyid juga tak mau ketinggalan. Mantan pembalap drag race di Makassar ini, mengaku banyak tahu tentang kecepatan kendaraan. Saat mobil tersebut disetir ke arah Kota Tabuk, yaitu arah ke Jabal Magnt, dia hanya mampu menginjak gas sampai kecepatan 50 km per jam. “Ini saya injak sudah full, bunyi lagi di bagian bawah.

Berarti kita tidak bisa paksa,” ujarnya. Saat persneling dikembalikan ke posisi netral, perlahan-lahan mobil tersebut berhenti. Sebaliknya, saat Rusli mencoba ke arah Medinah dengan posisi persneling netral, jarum kilometer mobil malah memutar sampai ke titik 120 km per jam.

Memang medan jalan menuju Kota Medinah agak menurun, namun dengan kondisi demikian tidak wajar akselerasi mobil begitu cepat. Bahkan, sebetulnya laju kendaraan bisa lebih tinggi lagi, tapi Nursan maupun Rusli tidak berani lalu mengeremnya karena tidak mampu mengendalikannya.

Bisa Mencapai 120 Km per Jam:
Tidak ada batasan yang jelas, mulai dari mana jalan yang memiliki daya magnet itu. Tapi jika dirasakan, pengaruh magnet itu mulai bila kendaraan melaju dari bendungan air yang letaknya tak jauh dari putaran hingga bukit menjelang belokan ke Medinah. Setelah sekitar melaju lima km, kecepatan mobil mulai berkurang sedikit demi sedikit, padahal jalan masih menurun. Akhirnya, mobil memiliki kecepatan lambat saat berada di depan bendungan air.

Hal yang sama dirasakan ketika Koordinator Kopertis Wilayah IX Prof Aminuddin Salle yang juga menyambangi tempat ini. Ia mengaku membayar taksi sampai 400 riyal hanya karena penasaran ingin mengetahui tempat yang unik itu. “Saya hanya pernah dengar, makanya kesempatan ini saya manfaatkan untuk merasakan daya dorong dari gunung magnet itu. Ternyata betul. Subhanallah,” ujar Aminuddin Salle.

Belum diketahui secara jelas apa hubungan antara magnet dengan laju kendaraan. Sampai saat ini juga belum ada penelitian tentang daya dorong magnet itu oleh dari ahli. “Tidak ada penelitian. Ini juga sekadar informasi dari mulut ke mulut hingga banyak orang yang tertarik main ke sini,” cerita Jawahir.

Namun, dari sejumlah informasi yang berkembang di Medinah, menyebutkan, dulunya Jabal Magnet ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang Arab Baduy. Saat itu si Arab ini menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil. Namun karena sudah kebelet, ia mematikan mesin mobil, tapi tidak memasang rem tangan.

Ketika sedang enak-enaknya pipis, ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan sendiri dan makin lama makin kencang. “Ia berusaha mengejar, tapi tentu saja tidak berhasil. Dan menurut kisahnya, mobilnya tersebut baru berhenti setelah melenceng ke tumpukan pasir di samping jalan,” ungkap Jawahir.

http://isidunia.blogspot.com


Sumber: Fenomena Gunung Magnet di MADINAH - Yafi Blog http://yafi20.blogspot.com/2011/02/fenomena-gunung-magnet-di-madinah.html#ixzz1CzYjVgzV
READ MORE - Fenomena Gunung Magnet

jenis bola dari dulu hingga tahun 2006






































http://www.klikunic.com/2009/12/inilah-bola-piala-dunia-dari-dulu.html
READ MORE - jenis bola dari dulu hingga tahun 2006

 
Follow Twitter
Facebook