You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

adsense link 728px X 15px

javascript:void(0)

Blog Archive

Selamat datang di Sport Wall magazine, blog yang memberikan informasi seputar olahraga, otomotif, News dan lain sebagainya, Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog ini | kunjungi juga Wall Magazine |

Kenapa Produksi Mobil Jepang Terhenti

Mobil modern terdiri dari 30 ribu bagian, 70-80% dipasok oleh ratusan perusahaan.
Industri otomotif Jepang lumpuh setelah gempa dan tsunami menggoncang negeri itu, 11 Maret 2011. Puluhan pabrik perakitan mobil mandek, meski sebagian pabriknya tak rusak dalam bencana itu.

Laman Autonews melaporkan mobil modern setidaknya terdiri dari 30 ribu bagian, 70 hingga 80 persen dipasok ratusan perusahaan pembuat komponen. "Satu baut hilang dapat menghentikan perakitan mobil," tulis laporan itu, Minggu 27 Maret 2011.

Padahal, lebih dari 500 pabrik hancur terkena gempa dan tsunami di timur laut Jepang. Pabrik-pabrik ini termasuk hingga seratusan pembuat komponen kendaraan. Kondisi ini telah memotong pasokan komponen otomotif.

Kurt Sanger, analis otomotif dari Deutsche Securities, memperkirakan butuh waktu berbulan-bulan agar industri otomotif Jepang bisa stabil. "Kami saat ini hanya bisa berharap agar ada perbaikan bertahap," kata dia di Tokyo.

Kurt mengatakan, gempa dahsyat telah merusakkan pabrik Renesas Electronics Corp, pemasok terkemuka unit kontrol mikro otomotif. Lebih dari seperlima produksi otomotif global bergantung pada produk-produk dari pabrik Naka, di Prefektur Ibaraki.

Sebelum bencana, industri otmotif Jepang baru saja kembali ke trek pemulihan setelah krisis keuangan global. Produsen memotong biaya produksi dan melakukan perampingan besar-besaran agar tetap bisa bertahan di tengah penurunan penjualan, dan penguatan mata uang yen.

Ketika gempa Jepang 2007 merusakkan pabrik Riken Corp, pemasok ring piston, juga telah melumpuhkan seluruh dari 12 pabrik truk di Jepang selama tiga hari.

Menurut lembaga konsultan industri otomotif asal Amerika Serikat, IHS Automotive Insight, dalam skenario terburuk, produksi kendaraan global dapat merosot 30 persen dalam enam pekan, karena kekurangan komponen kendaraan.
"Ini adalah situasi yang sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya," kata analis otmotif UBS, Tatsuo Yoshida.

 
Follow Twitter
Facebook